Penyakit Gula Darah atau biasa di sebut Diabetes adalah penyakit metabolik yang terjadi ketika terdapat kadar gula yang tinggi pada tubuh, namun tidak dapat dipergunakan secara maksimal oleh tubuh. Diabetes adalah kondisi yang termasuk ke dalam kategori penyakit kronis berbahaya, terutama jika sudah terjadi komplikasi.
Kadar gula (glukosa) dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi pankreas. Namun, pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
Glukosa yang tidak diserap sel tubuh dengan baik akan menumpuk dalam darah. Kondisi tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan pada organ tubuh. Jika tidak terkontrol dengan baik, diabetes dapat menimbulkan komplikasi yang berisiko mengancam nyawa penderitanya.
Penyebab Penyakit Gula Darah
Baca juga : Manfaat Kopi Bagi Kesehatan Yang Jarang Di ketahui
Gula darah merupakan komponen penting dalam tubuh sebagai sumber energi agar fungsi tubuh lebih maksimal saat beraktivitas. Jumlah asupan gula harus disesuaikan dengan aktivitas harian kita.
Namun, yang menjadi masalah adalah saat tubuh mendapatkan asupan gula, sementara aktivitas fisik kita sangat terbatas. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan penumpukan gula darah. Dalam jangka panjang, penumpukan gula darah dalam tubuh akan meningkatkan risiko diabetes.
Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan tubuh gagal membakar gula yang ada dalam tubuh secara maksimal, di antaranya adalah:
- Kurangnya aktivitas fisik.
- Asupan gula yang terlalu tinggi.
- Terganggunya respons tubuh terhadap insulin.
- Berkurangnya produksi insulin oleh pankreas.
- Kinerja insulin terhambat akibat adanya hormon lain.
Insulin sendiri merupakan hormon yang dihasilkan tubuh untuk membantu memaksimalkan penyerapan glukosa atau gula ke dalam sel-sel tubuh, untuk kemudian diolah menjadi sumber energi dan kelebihannya akan disimpan sebagai cadangan energi.
Faktor Risiko Gula Darah Tinggi (Diabetes)
Terdapat beberapa faktor risiko penyakit gula antara lain:
- Faktor riwayat keluarga atau keturunan, yaitu ketika seseorang akan lebih memiliki risiko terkena diabetes tipe 1 jika ada anggota keluarga yang mengidap penyakit yang sama, karena berhubungan dengan gen tertentu.
- Faktor geografi, orang yang tinggal di daerah yang jauh dari garis khatulistiwa, seperti di Finlandia dan Sardinia, berisiko terkena diabetes tipe 1. Hal ini disebabkan karena kurangnya vitamin D yang bisa didapatkan dari sinar matahari, sehingga akhirnya memicu penyakit autoimun.
- Faktor usia. Penyakit ini paling banyak terdeteksi pada anak-anak usia 4–7 tahun, kemudian pada anak-anak usia 10–14 tahun.
- Faktor pemicu lainnya, seperti mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, air yang mengandung natrium nitrat, sereal dan gluten sebelum usia 4 bulan atau setelah 7 bulan, memiliki ibu dengan riwayat preeklampsia, serta menderita penyakit kuning saat lahir.
Penanganan Penyakit Gula Darah
1. Konsumsi obat
pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk mengatur gula darah sehari-hari. Insulin tambahan biasanya akan diberikan melalui suntikan, bukan dalam bentuk obat oral. Dokter akan mengatur jenis dan dosis insulin yang digunakan, serta memberitahu cara menyuntiknya. Dokter juga dapat memberikan suplemen atau vitamin guna mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Misalnya, pasien diabetes yang sering mengalami gejala kesemutan akan diberikan vitamin neurotropik.
2. Rubah pola hidup
Pasien dianjurkan untuk mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak. Pilihan makanan untuk penderita diabetes seperti kue kering juga sebaiknya benar-benar diperhatikan. Bila perlu, pasien juga dapat mengganti asupan gula dengan pemanis yang lebih aman, seperti sorbitol atau stevia. Pasien dan keluarganya juga dapat melakukan konsultasi gizi dan pola makan dengan dokter guna mengatur pola makan sehari-hari. Untuk membantu mengubah gula darah menjadi energi dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, pasien dianjurkan untuk berolahraga secara rutin, setidaknya 150 menit dalam seminggu. Pasien juga dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai pilihan olahraga dan aktivitas fisik yang sesuai. Pasien harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui pola makan sehat agar gula darah tidak meningkat hingga di atas normal. Selain itu, pasien juga akan diberikan jadwal untuk menjalani tes HbA1C secara mandiri guna memantau kadar gula darah selama 2–3 bulan terakhir.
3. Rutin melakukan tes gula darah
Tes gula darah mandiri dilakukan sebanyak minimal 4 kali dalam sehari, yaitu pada setiap sebelum makan dan sebelum tidur, terutama bagi yang menjalani terapi insulin. Frekuensi tes yang dilakukan tergantung pada anjuran dari dokter. Setelah itu, hasil tes akan dicatat dan catatan tersebut perlu dibawa ketika kontrol ke dokter.
Kesimpulan
Diabetes adalah penyakit kronis yang serius, namun dapat diobati dan dikendalikan dengan baik. Dengan memahami gejala, penyebab, dan pengobatan diabetes, serta menerapkan gaya hidup sehat, kita dapat mencegah atau menunda terjadinya penyakit ini.